Menteri BUMN Erick Thohir menggerakkan Kementerian Badan Usaha Punya Negara (BUMN) untuk bersinergi lebih memajukan ekosistem kopi. Ini mempunyai tujuan untuk menyejahterakan aktor usaha dan petani di tengah-tengah peningkatan harga kopi global.
“Dalam ekosistem ini kita komplet. Kita punyai petani, kita punyai uang dan modal. BRI, BSI, BNI memberi utang ke petani. Tetapi kami memberi utang ke petani, tapi petani. Tidak boleh membeli handphone, jadi mereka dapat naik ke kelas.”
Kelahiran PMO Kopi Nusantara lengkapi dan memberikan dukungan ekosistem kopi dalam negeri. PMO Kopi Nusantara terbagi dalam elemen perusahaan swasta dan khalayak, federasi dan instansi R&D.
Menteri BUMN memandang rintangan khusus ekosistem ini ialah ego sectoral yang dirasa, dan ekosistem itu memerlukan kesejahteraan yang adil di semua baris.
“Kami bekerja dengan beragam penopang kebutuhan karena kami ialah perusahaan punya negara yang tidak bisa diraih tanpa support pemda,” ucapnya.
BUMN bekerja bersama dengan kementerian lain seperti Kementerian Perdagangan dan KBRI Mesir. Disamping itu, ada banyak federasi kopi dan perusahaan swasta sebagai sisi dari ekosistem ini.
Dwi Sutoro, Ketua PMO Kopi Nusantara, menjelaskan pembangunan instansi ini sebagai wujud kepedulian untuk lebih memajukan industri kopi Indonesia. “Kami mempunyai ekosistem rantai suplai untuk usaha kopi Indonesia dengan bekerjasama dan bersinergi dengan semua elemen untuk lebih memajukan industri kopi, terhitung BUMN, swasta, federasi dan tentu saja instansi litbang. Saya ingin membuat atau tingkatkan, “ia berbicara.
Disamping itu, kedatangan PMO mempunyai potensi tingkatkan kesejahteraan petani kopi lewat beragam program pengiringan dan basis digital yang dibikin oleh Telcom, Agree, center of excellence industri kopi Indonesia.
“Dimulai dari Lampung, di Jawa Timur ada dua project di Ciwidey dan Garut di Jawa Barat, dan project paling akhir di Sumatera Utara,” ucapnya.
PT Perusahaan Dagang Indonesia (Persero)/PPI sudah melepaskan 6 container kopi asli Sumatera untuk dikirimkan ke Mesir. Export kopi pertama ini sebagai hasil kerja sama di antara petani Lampung dengan banyak daerah lain seperti Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Nina Sulistyowati, Presiden Direktur PTPPI, menjelaskan kesuksesan export ini akan menggerakkan kemajuan ekonomi Indonesia. PT PPI dengan teratur mengekspor 3.000 ton kopi ke Mesir dan tingkatkannya ke negara arah yang lain.
“Untuk tahun (2022), kami merencanakan bekerja bersama untuk meneruskan export ini,” katanya.