Mendekati puasa dan Idul Fitri tahun ini, harga sembako banyak yang naik terus. Salah satunya hal yang cukup mencemaskan dunia ialah gula kristal putih (GKP) atau gula konsumsi.
Ini karena kekurangan suplai pangan karena panen tebu baru pada tengah tahun. Sepanjang puasa, Idul Fitri 2022 jatuh di awal April dan Mei.
Peritel kekinian dan pasar tradisionil di Palmera, Jakarta Barat, memperlihatkan harga gula pasir tak lagi menyamakan peningkatan harga ketengan paling tinggi (HET) pemerintahan sejumlah Rp 12.500 per kg (kg).
Di toko ritel, harga gula pasir paket Rp 13.500 per kg.
Tiap konsumen cuman bisa beli sampai 2 kg. Dan di pasar tradisionil, gula pasir curahan yang dibungkus dalam plastik 1 kg dipasarkan pada harga Rp. 14.000 rupiah 15.000 per kg rupiah.
Walau harga tinggi dan pembelian terbatas, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjelaskan suplai dan stok gula akan cukup buat 2,enam bulan di depan. Stock mempertimbangkan keperluan puasa dan lebaran.
Isy Karim, Direktur Yayasan dan Bahan Fundamental Kementerian Perdagangan, ke KONTAN, Senin (7/3) menjelaskan, stock gula sekarang ini lebih dari 671.000 ton. “Ketahanan stok sepanjang 2,enam bulan di depan,” ucapnya.
Omong-omong, konsumsi gula bulanan pada keadaan normal ialah 225.000 ton. Tetapi dengan momen puasa dan lebaran, keperluan itu semakin bertambah beberapa dari umumnya.
Sudah diketahui, di akhir tahun kemarin, paket import gula untuk bahan baku GKP capai 891.627 ton pada 2022. Tetapi, karena harga gula rerata ialah Rp, imbas import itu pada harga tidak bisa ditegaskan. Dari sejak awalnya Januari, telah naik 14.100 buah per kg.
Budi Hidayat, Sekretaris Eksekutif Federasi Gula Indonesia (AGI), menjelaskan pebisnis gula dapat menjelaskan stok gula mereka sekarang ini relatif memenuhi untuk keperluan puasa dan lebaran.
Walau demikian, ia minta Kementerian Perdagangan mengawasi apa ijin import gula yang diberi semenjak awalnya tahun telah tercukupi.
“Kedatangan stok gula import ini bisa tingkatkan stok gula dalam negeri sekarang ini,” kata Budi.