PT Pertamina (Persero) bertanggungjawab sediakan stasiun charging battery motor listrik ke partner sopir Gojek dan turut serta dalam peningkatan bersama ekosistem kendaraan listrik. Direktur Khusus PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan energi yang dipakai untuk mengisinya datang dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terpasang di atap sebuah SPBU.
“Kami sudah mengenalkan stasiun energi hijau di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), yang memiliki arti SPBU akan dialiri listrik dengan PLTS yang terpasang di atap. Tahun ini telah 143 bensin Stand saat ini jadi stasiun energi hijau. Maksudnya untuk melistriki semua SPBU dari pembangkit listrik tenaga surya rooftop,” kata Nick, Selasa (22/2) dalam Kerjasama Ekosistem Kendaraan Listrik. Saya menyebutkannya saat penyeluncuran.
Maka dari itu, Nick menjelaskan tidak cuma battery motor listrik yang membuat lingkungan lebih ramah lingkungan, tapi juga listrik yang dipakai untuk isi energinya memakai energi hijau. Nicke menerangkan jika diperlukan waktu sekitaran 2-3 jam untuk isi battery kosong sampai penuh dan bisa dipakai pada jarak sekitaran 50km.
Menurut Nick, dalam kerja sama untuk meningkatkan ekosistem kendaraan listrik ini, Pertamina sudah mempersiapkan stasiun charging battery dengan ide swap-and-go. “Jika ingin masuk pasar motor, waktu ialah uang (untuk Gojek), menjadi yang harus kita siapkan ialah kenyamanan dan kecepatan,” katanya.
Rerata jarak menempuh harian Gojek capai sekitaran 200km, jadi Anda dapat mengisinya sekali atau 2x. Kehadiran ide Swap and Go mempermudah sopir Gojek. Ini karena pengisiannya memakai program Pertamina yang diterapkan pada program driver Gojek, dan proses pengisiannya segampang menukar battery dengan battery yang berisi penuh. stasiun.
Nicke menjelaskan kerja sama dengan Gojek, Electrum, Gogoro, Gesits, Goto, dan PT Wika Industri Manufacturing (WIMA) sebagai sisi dari program transfer energi Pertamina.
“Kami mengetahui jika program peralihan ini akan sukses bila semua terpadu jadi satu ekosistem. Kami tidak bisa sediakan beberapa. Maka dari itu, kerja sama ini memiliki sifat komplementer dan Pertamina sendiri terutamanya kendaraan listrik. Akan dibuat dari hilir ke hulu untuk peningkatan (EV),” kata Nicke.
Menurut Nicke, salah satunya hal yang bagus dari kerja sama ini ialah kedatangan Gojek yang mempunyai dasar pengendara sepeda motor yang besar sekali dan siap menerapkan sepeda motor listrik Gogoro dan Gesits. “Ini ialah hal yang bagus, dan sudah pasti akan terbuka untuk umum kemudian,” ucapnya.
Pada awal riset bersama, Presiden Joko Widodo menjelaskan pemerintahan serius dalam memakai energi baru terbarukan (EBT), terhitung pemakaian kendaraan listrik. Maka dari itu, ia menghargai beberapa kolaborator ekosistem, dimulai dari hilir di industri elemen battery, industri motor listrik, stasiun charging battery, program transportasi sampai usaha daur ulangi battery di hulu.
“Kita mengharap negara Indonesia memimpin dan jadi produsen kendaraan listrik yang disokong ekosistem kendaraan listrik dari hilir sampai hulu. Tahun 2025 telah ada dua juta kendaraan listrik. Maksudnya seperti. Oleh warga Indonesia. orang, lalu kita akan masuk ke pasar export,” kata Joko Widodo.
Presiden ingin pabrik battery selekasnya usai dengan jumlah besar. Demikian juga, Anda dapat tingkatkan produksi kendaraan listrik seperti Gesits dan bekerja bersama dengan produsen asing seperti Gogoro. Hingga ekosistem kendaraan listrik betul-betul terjaga dan siap berkompetisi dengan negara lain, katanya.