Beberapa hari yang lalu, sebuah pengadilan di Moskow, Rusia, dinyatakan bersalah atas aktivitas militan yang mendorong Meta. Rusia sebelumnya telah memblokir Facebook dan Instagram.
Namun, tidak semua anak perusahaan MetaFacebook diblokir. Pasalnya, meski layanan chat ini tidak terkena sanksi, pemerintah Rusia tetap mengizinkan WhatsApp beroperasi. Demikian dilansir Reuters, Rabu (23/3/2022).
Belum jelas bagaimana layanan WhatsApp akan terus beroperasi sementara perusahaan induk Meta dilarang beroperasi di Rusia dan jejaring sosial Facebook dan Instagram.
Meta tidak menanggapi permintaan komentar setelah Pengadilan Distrik Moskow mengatakan mendukung proses penuntutan atas larangan aktivitas Meta Facebook di wilayah Rusia.
Interfax melaporkan bahwa pengacara Meta, Victoria Shakina, sebelumnya mengatakan kepada pengadilan bahwa Meta tidak terlibat dalam kegiatan radikal dan menentang Rusia.
Tidak jelas apakah Meta akan menuntut pelarangan aktivitas Facebook dan Instagram di Rusia, karena perusahaan tersebut diyakini telah mendorong aktivitas militan. Namun, menurut hakim, larangan tersebut akan segera berlaku.
Tak lama setelah putusan pengadilan, regulator telekomunikasi Rusia Roskomnadzor mengatakan akan mengecualikan Meta dari daftar perusahaan asing yang memiliki izin untuk melakukan bisnis di Rusia. Interfax juga mengatakan bahwa Instagram dan Facebook tidak boleh beroperasi.
Roskomnadzor juga menekankan bahwa media Rusia harus melabeli produk meta, dalam hal ini Facebook dan Instagram, sebagai platform terlarang saat mendistribusikan informasi. Media juga dilarang menampilkan logo Meta, Facebook, dan Instagram.
Di masa lalu, Rusia telah menetapkan kelompok seperti Taliban dan ISIS sebagai kelompok radikal. Definisi ini diperluas ke Saksi-Saksi Yehuwa, di mana Rusia memenjarakan kritikus pemerintah Alexei Navalny dari Yayasan Anti-Korupsi.
Sementara itu, tahun lalu Facebook menyumbang lebih dari 7,5 juta orang di Rusia. Sementara itu, Insider Intelligence Researcher memperkirakan WhatsApp memiliki 67 juta pengguna aktif. Terakhir, Instagram mengatakan larangan pengoperasian platform akan mempengaruhi lebih dari 80 juta pengguna di Rusia.
Pengacara hak asasi manusia Pavel Chikov mengatakan baik pengadilan maupun jaksa tidak dapat menjamin keamanan pengguna Facebook dan Instagram. Dia juga diperingatkan bahwa apa pun yang dipublikasikan di situs web, pintu masuk toko, dan kartu nama dapat dikenakan sanksi administratif berupa denda hingga 15 hari penjara.
“Membeli iklan dan memperdagangkan meta-saham di jejaring sosial dianggap sebagai pembiayaan bersama kegiatan radikal. Ini adalah pelanggaran pidana,” kata Chikov di Telegram.
Mengenai WhatsApp, Sakis Darbinyan, Kepala Departemen Hukum di Roskomsvoboda Digital Rights Group, menjelaskan mengapa WhatsApp tidak terpengaruh oleh larangan Rusia.
Menurutnya, WhatsApp sejauh ini aman karena digunakan secara rutin di kalangan instansi pemerintah dan BUMN.
Alasan lainnya adalah untuk menghindari serangan balik. “Pemerintah berusaha menutup semuanya secara bertahap, tidak sekaligus, dan masyarakat perlahan akan terbiasa,” katanya.
“Kami berasumsi bahwa layanan seperti WhatsApp dapat diblokir kapan saja,” kata Darbinyan.